Minggu, 20 Desember 2015
Kamis, 19 November 2015
Modul VI
Modul IV
: Perencanaan
& Perancangan
Tata
Letak Fasilitas
Kompetensi
Pokok Bahasan :
- Memahami aspek-aspek yang berkaitan dengan penetapan lokasi fasilitas/pabrik
- Memahami teknik dan mampu melakukan perancangan tata letak fasilitas produksi
- Memahami permasalahan yang berkaitan dengan pemindahan bahan (material handling).
- Memahami macam/type tata letak fasilitas produksi.
Perencenaan & Perancangan Tata Letak
Fasilitas
Perencanaan Fasilitas :
- Perancangan dari fasilitas-fasilitas industri yang akan dibangun/didirikan, dengan tujuan menempatkan fasilitas- fasilitas/pabrik yang sesuai dari segi biaya dan keuntungan.
Dua hal pokok dalam Perancangan Fasilitas :
- Perancangan lokasi pabrik
- Perancangan fasilitas produksi
- Perancangan dari fasilitas-fasilitas industri yang akan dibangun/didirikan, dengan tujuan menempatkan fasilitas- fasilitas/pabrik yang sesuai dari segi biaya dan keuntungan.
Dua hal pokok dalam Perancangan Fasilitas :
- Perancangan lokasi pabrik
- Perancangan fasilitas produksi
Penentuan Lokasi Pabrik/Fasilitas :
Lokasi pabrik yang ideal adalah terletak pada
tempat yang akan mampu memberikan total biaya dari proses produksi dan
distribusi yang rendah serta harga dan volume penjualan produk yang mampu
memberikan keuntungan yang maksimal.
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam
penentuan lokasi pabrik :
1. Market location 5. Climate
2. Raw material location 6. Labor & wage salary
3. Transportation 7. Law & taxation
4. Power 8. Water & waste
Model-model Analisa Lokasi Fasilitas
Cara yang dapat dipergunakan untuk menganalisis dan mengambil keputusan untuk memilih lokasi pabrik/ perusahaan.
1. Market location 5. Climate
2. Raw material location 6. Labor & wage salary
3. Transportation 7. Law & taxation
4. Power 8. Water & waste
Model-model Analisa Lokasi Fasilitas
Cara yang dapat dipergunakan untuk menganalisis dan mengambil keputusan untuk memilih lokasi pabrik/ perusahaan.
Metode Pendekatan
- Kontinyu (Penentuan satu/lebih lokasi optimal)
. Metode Analisa Pusat Gravitasi “Gravity”
- Analisis Kuantitatif (Faktor Obyektifitas)
. Metode Analisis Transportasi Program Linier
- Analisis Hibrid (Kombinasi Faktor Obyektif & Subyektif)
. Metode “Brown-Gibson”
Analisa Pusat Gravitasi :
Dalam metode ini ada dua faktor yang dapat mempengaruhi yaitu :
- Lokasi sumber bhn baku/material (input produksi).
- Lokasi daerah pemasaran (output produksi).
- Kontinyu (Penentuan satu/lebih lokasi optimal)
. Metode Analisa Pusat Gravitasi “Gravity”
- Analisis Kuantitatif (Faktor Obyektifitas)
. Metode Analisis Transportasi Program Linier
- Analisis Hibrid (Kombinasi Faktor Obyektif & Subyektif)
. Metode “Brown-Gibson”
Analisa Pusat Gravitasi :
Dalam metode ini ada dua faktor yang dapat mempengaruhi yaitu :
- Lokasi sumber bhn baku/material (input produksi).
- Lokasi daerah pemasaran (output produksi).
Dalam metode ini diasumsikan bahwa :
Biaya produksi dan distribusi tidak diperhitungkan (biaya produksi dan distribusi untuk masing-masing lokasi baik dari sumber material, pemasaran menuju lokasi pabrik dianggap sama).
Untuk menganalisa dengan metode ini input yang diperlukan adalah :
- Kebutuhan/demand produk jadi atau baham baku dari masing daerah pemasaran atau lokasi sumber bhn baku.
- Koordinat geografis dari lokasi pabrik yang direncanakan, daerah pemasaran ataupun daerah sumber bhn baku.
Biaya produksi dan distribusi tidak diperhitungkan (biaya produksi dan distribusi untuk masing-masing lokasi baik dari sumber material, pemasaran menuju lokasi pabrik dianggap sama).
Untuk menganalisa dengan metode ini input yang diperlukan adalah :
- Kebutuhan/demand produk jadi atau baham baku dari masing daerah pemasaran atau lokasi sumber bhn baku.
- Koordinat geografis dari lokasi pabrik yang direncanakan, daerah pemasaran ataupun daerah sumber bhn baku.
Fungsi Tujuan adalah :
m n
Minimum f (X,Y) = å å Wj . di
I=1 j=1
Dimana :
di = [ ( Xi –aj ) 2 + ( Yi – bj ) 2 ] 1/2
m = banyaknya alternatif lokasi yang akan dipilih
n = banyaknya daerah pemasaran/sumber bhn baku
Wj = Kebutuhan/demand produk jadi atau kapasitas suplay dari sumber bhn baku.
( Xi ; Yi ) = koordinat alternatif lokasi, 1, 2, 3, 4,…., m
( aj ; bj ) = koordinat lokasi daerah pemasaran atau lokasi sumber bhn baku, 1, 2, 3, 4,…., n
m n
Minimum f (X,Y) = å å Wj . di
I=1 j=1
Dimana :
di = [ ( Xi –aj ) 2 + ( Yi – bj ) 2 ] 1/2
m = banyaknya alternatif lokasi yang akan dipilih
n = banyaknya daerah pemasaran/sumber bhn baku
Wj = Kebutuhan/demand produk jadi atau kapasitas suplay dari sumber bhn baku.
( Xi ; Yi ) = koordinat alternatif lokasi, 1, 2, 3, 4,…., m
( aj ; bj ) = koordinat lokasi daerah pemasaran atau lokasi sumber bhn baku, 1, 2, 3, 4,…., n
Soal Latihan :
Sebuah perusahaan Elektronik
bermaksud mendirikan pabrik baru, berdasarkan hasil studi kelayakan diperoleh
alternatif dan jarak koordinat lokasi (dalam satuan puluhan kilometer) sebagai
berikut :
• Alternatif lokasi P (-10, 7)
• Alternatif lokasi Q (5, -30)
• Alternatif lokasi R (10, 0)
Daerah pemasaran yang harus dipenuhi kebutuhannya terletak di 5 (lima)
kota dengan koordinat dan kebutuhan masing-masing (dalam satuan ton) sebagai
berikut :
Daerah Pemasaran : Demand
(ton)
Pemasaran A (2, -15) 5
Pemasaran B (-5, -10) 10
Pemasaran C (8, 8) 8
Pemasaran D (0, -7) 15
Pemasaran E (-15, 8) 20
Dengan menggunakan analisa gravitasi, tentukan lokasi perusahaan perminyakan mana yang seharusnya dipilih ?
Pemasaran A (2, -15) 5
Pemasaran B (-5, -10) 10
Pemasaran C (8, 8) 8
Pemasaran D (0, -7) 15
Pemasaran E (-15, 8) 20
Dengan menggunakan analisa gravitasi, tentukan lokasi perusahaan perminyakan mana yang seharusnya dipilih ?
Metode Kuantitatif
Transportasi Program Linier
Transportasi Program Linier
Aplikasi metode transportasi digunakan untuk menentukan pola distribusi yang terbaik dari lokasi pabrik ke daerah pemasaran tertentu. Keputusan yang dipilih didasarkan pada lokasi yang memberikan total biaya terkecil.
Dalam menyelesaikan masalah trensportasi ada beberapa cara/metode yang dapat digunakan yaitu : cara/metode heuristics, vogel dan north west corner.
Contoh persoalan pemakaian metode transportasi untuk memilih lokasi yang
baik.
Perusahan XYZ mempunyai dua pabrik di kota Semarang dan Bandung yang mensuplai produk ke empat daerah pemasaran yaitu : Jogja, Solo, Purwokerto dan Magelang.
Berkaitan dengan permintaan produk yang terus meningkat perusahaan merencanakan untuk membangun sebuah pabrik baru lagi.
Perusahan XYZ mempunyai dua pabrik di kota Semarang dan Bandung yang mensuplai produk ke empat daerah pemasaran yaitu : Jogja, Solo, Purwokerto dan Magelang.
Berkaitan dengan permintaan produk yang terus meningkat perusahaan merencanakan untuk membangun sebuah pabrik baru lagi.
Senin, 16 November 2015
Gambar Teknik
Mata Kuliah : Gambar Teknik
Nama Dosen : Helmi
Pengertian Gambar Teknik
Garis, Huruf dan Angka
Standarisasi Gambar Teknik
Proyeksi Gambar Teknik
Nama Dosen : Helmi
Pengertian Gambar Teknik
Garis, Huruf dan Angka
Standarisasi Gambar Teknik
Proyeksi Gambar Teknik
proyeksi
A. PENDAHULUAN
Proyeksi adalah suatu gambar dari sebuah benda
pada sebuah bidang tertentu, yang di sebut bidang proyeksi, dengan cara
memotongkan garis-garis
yang di tarik dari titik-titik sudut benda, yang di sebut garis-garis proyektor
Dalam gambar
teknik dikenal dua macam cara proyeksi, yaitu
:
1.
Proyeksi
Eropa
2.
Proyeksi
Amerika
ADA DUA CARA
MENGGAMBAR PROYEKSI
:
1. Proyeksi miring;
Garis-garis
proyeksi membentuk sudut miring (≠90o) terhadap bidang proyeksi. Proyeksi
miring disebut juga gambar pandangan tungal karena dalam proyeksi ini ketiga
demensi benda akan terlihat sehingga untuk menggambarkan suatu bendanya secara
utuh cukup menggunakan satu gambar proyeksi.
2. Proyeksi tegak
a.
Garis-garis
proyeksi selalu tegak lurus bidang
proyeksi dan salah satu bidang benda diletakkan sejajar dengan bidang proyeksi;
b.
Hanya
terlihat satu muka (dua demensi) untuk setiap gambar proyeksi;
c.
Diperlukan
minimal 3 gambar proyeksi untuk menggambarkan suatu objek/ benda. Proyeksi
tegak disebut juga proyeksi pandangan majemuk ( proyeksi ortogonal)
Proyeksi ortogonal selalu dipakai untuk
menggam-barkan suatu
objek, sedangkan proyeksi miring hanya digunakan untuk memperjelas suatu
gambar.
Proyeksi miring (gambar pandangan tunggal)
Macam-macam proyeksi miring :
a.
Proyeksi
aksonometri
b.
Proyeksi
tidak langsung (oblique)
c.
Proyeksi
perspektif
A. Proyeksi aksonometri
Proyeksi aksonometri adl proyeksi miring dimana 3
muka (dimensi) dari benda akan terlihat dgn bentuk dan ukuran yang sebanding
benda aslinya. Proyeksi ini disebut jg proyeksi sejajar karena garis-garis
objek yang sejajar tetap sejajar.
Proyeksi ini jg dapat jg disebut proyeksi dgn titik hilang tak
terhingga.
B. Proyeksi tidak langsung (oblique)
Proyeksi tidak langsung adalah cara penggambaran
pandangan tunggal dimana salah satu bidangnya ( bidang muka ) diletakkan //
bidang proyeksi dan diproyeksikan secara ortogonal. Pada bidang ini ukuran dan
bentuk sesuai dengan benda aslinya, sedangkan yang lainya dgn cara proyeksi
sejajar (scr miring).
Jadi dapt dikatakan proyeksi tdk langsung adl
proyeksi sejajar dimana bidang depanya dibuat frontal.
C. Proyeksi perspektif Proyeksi perpektif adalah cara
penggambaran pandangan tunggal dimana dlm menggambarkan gbr proyeksinya,
garis-garis sejajar dlm salah satu atau dua demensinya, bertemu pada satu titik
yang disebut titik hilang. Oleh karena itu juga disebut proyeksi titik hilang.
Pada proyeksi ini tidak ada satu garis pun yang ukurannya tepat seperti
bendanya.
Ada tiga macam gambar perspektif :
a.
Perspektif
dgn satu titik hilang (perspektif sudut)
b.
Perspektif
dgn dua titik hilang (perspektif miring)
c.
Perspektif
dgn titik hilang tak terhingga (proyeksi sejajar)
Proyeksi ortogonal
(gambar pandangan majemuk)
(gambar pandangan majemuk)
1.
Gambar
proyeksi ini memberikan informasi yang lengkap dan tepat dari suatu objek 3
demensi, karena bentuk dan ukuranya tepat seperti bendanya. Disini obek
diletakkan dgn bidang-bidang koordinatnya sejajar dengan bidang proyeksi
(disebut bidang frontal).
2.
Untuk
mendapatkan gambar yang lengkap, bidang proyeksi di buat tiga (sesuai tiga demensi)
atau lebih (bila diperlukan), bidang proyeksi ini membungkus benda tsb.
3.
Objeknya
diproyeksikan secara ortogonal pada bidang-bidang proyeksi tsb.
4.
Masing-masing
gambar proyeksi disebut sesuai dgn arah
pandangnya, yaitu pandangan /tampak depan atau belakang, tampak kiri atau
kanan, tampak atas atau bawah.
standarisasi gambar teknik
Standarisasi Gambar Teknik
Standarisasi Huruf dan Angka
v Jelas.
v Seragam.
v Huruf dan angka gambar teknik
senantiasa menjadi cara untuk menunjukan maksud dan tujuan gambar teknik yang
bersangkutan sejelas-jelasnya.
v Huruf dan angka gambar teknik juga
menjadi hiasan bagi gambar teknik itu. Oleh sebab itu posisi gambar maupun
huruf dan angka perlu diatur sedemikian rupa sehingga mudah dibaca.
v Huruf dan angka tersebut dapat dibuat
tegak atau miring.
Standarisasi Garis Gambar
v Garis Gambar: Untuk membuat batas
dari bentuk suatu benda dalam gambar
v Garis Bayangan: Berupa garis
putus-putus dengan ketebalan garis 1/2 tebal garis biasa. Digunakan untuk
membuat batas sesuatu benda yang tidak tampak langsung oleh mata.
v Garis Hati: Berupa garis “ strip,
titik, strip, titik “ dengan ketebalan garis 1/2 garis biasa. Digunakan untuk
menunjukkan sumbu suatu benda yang digambar.
v Garis Ukuran: Berupa garis tipis
dengan ketebalan 1 / 2 dari tebal garis biasa.
v Garis Potong: Garis ini berupa garis
“strip,titik,titik,strip” dengan ketebalan 1/2 tebal garis biasa.
Garis-garis yang berimpit
Bila
dua garis atau lebih yang berbeda-beda jenisnya berimpit, maka penggambarannya
harus dilaksanakan sesuai dengan prioritas seperti berikut).
n Garis gambar (garis tebal kontinyu,
jenis A)
n Garis tidak tampak (garis gores
sedang, jenis D)
n Garis potong (garis bertitik, yang
dipertebal ujung-ujungnya dan tempat-tempat perubahan arah, jenis F)
n Garis-garis sumbu (garis bertitik,
jenis E)
n Garis bantu, garis ukur dan garis
arsir (garis tipis kontinyu, jenis B).
Skala Gambar
v Skala pembesaran
Skala
pembesaran digunakan jika gambarnya dibuat lebih besar dari pada benda
sebenarnya.
v Skala penuh
Skala
penuh dipergunakan bilamana gambarnya dibuat sama besar dengan benda
sebenarnya.
v Skala pengecilan
Skala
pengecilan dipergunakan bilamana gambarnya dibuat lebih kecil daripada gambar
yang sebenarnya, sedangkan penunjukkannya adalah 1: x.
Tingkat pengecilan
Pada
penggunaan format DIN, tingkat pengecilan ke format DIN berikutnya dengan foto
kopi ialah 70,7%, misalnya dari DIN A3 menjadi DIN A4.
Tingkat pembesaran
Untuk
pembesaran dari format DIN ke format DIN yang berikutnya yang lebih besar,
digunakan tingkat pembesaran 141,4%, misalnya dari DIN A4 menjadi DIN A3.
Pengecilan maupun pembesaran ini diatur secara otomatis pada mesin fotokopi.
Popular Posts
-
TUGAS TERSTRUKTUR BAHASA INDONESIA Disusun sebagai Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia Disusun Oleh : Ujang Rohamn 41037003151009 ...
-
Synopsis Dalam Cybergeddon ini, kita bisa melihat beberapa bagian film layaknya sebuah serial. Dan saat ini saya baru saja selesai me...
-
Modul IV : Perencanaan & Perancangan Tata Letak Fasilitas Kompetensi Pokok Bahasan ...
-
Standarisasi Gambar Teknik Standarisasi Huruf dan Angka v Jelas. v Seragam. v Huruf dan angka gambar teknik senantiasa me...
-
Beberapa zat kimia penting 22.11 Nok Dyan Beberapa zat kimia penting No comments No Nama Rumus ...
-
A. PENDAHULUAN Proyeksi adalah suatu gambar dari sebuah benda pada sebuah bidang tertentu, yang di sebut bidang proyeksi, dengan ...
-
Nama : Ujang Rohman Prodi : Teknik Industri TEKNIK INDUSTRI Teknik Industri ialah merupakan salah satu di antara sekia...
-
Mata Kuliah : Kimia Nama Dosen : Noneng Stikiometri Asam Defisi Materi/Zat Beberapa Zat Kimia Penting Sistem Periodik
-
Aqidah Islam dan Sifat-Sifat Allah A. Pengertian Aqidah B. Keistimewaan Aqidah Islam C. Tujuan Aqidah Islam D. ...
-
Stoikiometri berasal dari bahasa yunani yaitu stoicheion artinya unsure dan metrain artinya mengukur. Stoikiometri dapat di definisikan seb...
Recent Posts
Categories
Unordered List
Text Widget
Blog Archive
Mengenai Saya
Diberdayakan oleh Blogger.