123, Example Street, City 123@abc.com 123-456-7890 lasantha.wam

Kamis, 19 November 2015

Modul VI



Modul IV : Perencanaan & Perancangan                                          
Tata Letak Fasilitas
Kompetensi Pokok Bahasan :
  • Memahami aspek-aspek yang berkaitan dengan penetapan lokasi fasilitas/pabrik
  • Memahami teknik dan mampu melakukan perancangan tata letak fasilitas produksi
  • Memahami permasalahan yang berkaitan dengan pemindahan bahan (material handling).
  • Memahami macam/type tata letak fasilitas produksi.
Perencenaan & Perancangan Tata Letak Fasilitas
Perencanaan Fasilitas :
-  Perancangan dari fasilitas-fasilitas industri yang akan   dibangun/didirikan, dengan tujuan menempatkan fasilitas-                fasilitas/pabrik yang sesuai dari segi biaya dan keuntungan.
               
Dua hal pokok dalam Perancangan Fasilitas :
-  Perancangan lokasi pabrik
-  Perancangan fasilitas produksi
Penentuan Lokasi Pabrik/Fasilitas :
Lokasi pabrik yang ideal adalah terletak pada tempat yang akan mampu memberikan total biaya dari proses produksi dan distribusi yang rendah serta harga dan volume penjualan produk yang mampu memberikan keuntungan yang maksimal.
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam penentuan lokasi pabrik :

               
1. Market location                           5. Climate
                2. Raw material location                6. Labor & wage salary
                3. Transportation                             7. Law & taxation
                4. Power                                              8. Water & waste

Model-model Analisa Lokasi Fasilitas
Cara yang dapat dipergunakan untuk menganalisis dan mengambil keputusan untuk memilih lokasi pabrik/ perusahaan.
  Metode Pendekatan

     -  Kontinyu (Penentuan satu/lebih lokasi optimal)

        . Metode Analisa Pusat Gravitasi “Gravity

     -  Analisis Kuantitatif
(Faktor Obyektifitas)
        . Metode Analisis Transportasi Program Linier

     -  Analisis Hibrid
(Kombinasi Faktor Obyektif & Subyektif)
        . Metode  Brown-Gibson”
 
Analisa Pusat Gravitasi :

Dalam metode ini ada dua faktor yang dapat mempengaruhi yaitu :
      -  Lokasi sumber bhn baku/material (input produksi).
      -  Lokasi daerah pemasaran (output produksi).
Dalam metode ini diasumsikan bahwa :
Biaya produksi dan distribusi tidak diperhitungkan (biaya produksi dan distribusi untuk masing-masing lokasi baik dari sumber material, pemasaran menuju lokasi pabrik dianggap sama).

Untuk menganalisa dengan metode ini input yang diperlukan adalah :
-  Kebutuhan/demand produk jadi atau baham baku dari              masing daerah pemasaran atau lokasi sumber bhn baku.  
-  Koordinat geografis dari lokasi pabrik yang direncanakan,          daerah pemasaran ataupun daerah sumber bhn baku.
Fungsi Tujuan adalah :
                        m     n
Minimum f (X,Y) =
å     å Wj . di
                          I=1    j=1

Dimana :
di            = [ ( Xi –aj ) 2 + ( Yi – bj ) 2 ] 1/2
m            = banyaknya alternatif lokasi yang akan dipilih
n             = banyaknya daerah pemasaran/sumber bhn baku
Wj          = Kebutuhan/demand produk jadi atau kapasitas                suplay dari sumber bhn baku.                                                
( Xi ; Yi )                = koordinat alternatif lokasi, 1, 2, 3, 4,…., m
( aj ; bj )                = koordinat lokasi daerah pemasaran atau                              lokasi sumber bhn baku,  1, 2, 3, 4,…., n
Soal Latihan :
    Sebuah perusahaan Elektronik bermaksud mendirikan pabrik baru, berdasarkan hasil studi kelayakan diperoleh alternatif dan jarak koordinat lokasi (dalam satuan puluhan kilometer) sebagai berikut :
       Alternatif lokasi P (-10, 7)
       Alternatif lokasi Q (5, -30)
       Alternatif lokasi R (10, 0)
    Daerah pemasaran yang harus dipenuhi kebutuhannya terletak di 5 (lima) kota dengan koordinat dan kebutuhan masing-masing (dalam satuan ton) sebagai berikut :
   
Daerah Pemasaran :                                                       Demand (ton)
Pemasaran A (2, -15)                                                                      5
Pemasaran B (-5, -10)                                                                     10
Pemasaran C (8, 8)                                                                          8
Pemasaran D (0, -7)                                                                        15
Pemasaran E (-15, 8)                                                                       20


Dengan menggunakan analisa gravitasi, tentukan lokasi perusahaan perminyakan mana yang seharusnya dipilih ?
Metode Kuantitatif
Transportasi Program Linier

Aplikasi metode transportasi digunakan untuk  menentukan pola distribusi yang terbaik dari lokasi pabrik ke daerah pemasaran tertentu. Keputusan yang dipilih didasarkan pada lokasi yang memberikan total biaya terkecil.

Dalam menyelesaikan masalah trensportasi ada beberapa cara/metode yang dapat digunakan  yaitu : cara/metode heuristics, vogel dan north west corner.
Contoh persoalan pemakaian metode transportasi untuk memilih lokasi yang baik.

Perusahan XYZ mempunyai dua pabrik di kota Semarang dan Bandung yang mensuplai produk ke empat daerah pemasaran yaitu : Jogja, Solo, Purwokerto dan Magelang.
Berkaitan dengan permintaan produk yang terus meningkat perusahaan merencanakan untuk membangun sebuah pabrik baru lagi.


Senin, 16 November 2015

proyeksi



A.    PENDAHULUAN
Proyeksi adalah suatu gambar dari sebuah benda pada sebuah bidang tertentu, yang di sebut bidang proyeksi, dengan cara memotongkan garis-garis yang di tarik dari titik-titik sudut benda, yang di sebut garis-garis proyektor
Dalam gambar teknik dikenal dua macam cara proyeksi, yaitu  :
1.      Proyeksi Eropa
2.      Proyeksi Amerika
ADA DUA CARA MENGGAMBAR PROYEKSI :
 1. Proyeksi miring;
                               Garis-garis proyeksi membentuk sudut miring (≠90o) terhadap bidang proyeksi. Proyeksi miring disebut juga gambar pandangan tungal karena dalam proyeksi ini ketiga demensi benda akan terlihat sehingga untuk menggambarkan suatu bendanya secara utuh cukup menggunakan satu gambar proyeksi.
2. Proyeksi tegak
a.      Garis-garis proyeksi  selalu tegak lurus bidang proyeksi dan salah satu bidang benda diletakkan sejajar dengan bidang proyeksi;
b.      Hanya terlihat satu muka (dua demensi) untuk setiap gambar proyeksi;
c.       Diperlukan minimal 3 gambar proyeksi untuk menggambarkan suatu objek/ benda. Proyeksi tegak disebut juga proyeksi pandangan majemuk ( proyeksi ortogonal)
Proyeksi ortogonal selalu dipakai untuk menggam-barkan suatu objek, sedangkan proyeksi miring hanya digunakan untuk memperjelas suatu gambar.

Proyeksi miring (gambar pandangan tunggal)
Macam-macam proyeksi miring :
a.      Proyeksi aksonometri
b.      Proyeksi tidak langsung (oblique)
c.       Proyeksi perspektif
A. Proyeksi aksonometri
Proyeksi aksonometri adl proyeksi miring dimana 3 muka (dimensi) dari benda akan terlihat dgn bentuk dan ukuran yang sebanding benda aslinya. Proyeksi ini disebut jg proyeksi sejajar karena garis-garis objek yang sejajar tetap sejajar.  Proyeksi ini jg dapat jg disebut proyeksi dgn titik hilang tak terhingga.

B. Proyeksi tidak langsung (oblique)
Proyeksi tidak langsung adalah cara penggambaran pandangan tunggal dimana salah satu bidangnya ( bidang muka ) diletakkan // bidang proyeksi dan diproyeksikan secara ortogonal. Pada bidang ini ukuran dan bentuk sesuai dengan benda aslinya, sedangkan yang lainya dgn cara proyeksi sejajar (scr miring).
Jadi dapt dikatakan proyeksi tdk langsung adl proyeksi sejajar dimana bidang depanya dibuat frontal.

C. Proyeksi perspektif Proyeksi perpektif adalah cara penggambaran pandangan tunggal dimana dlm menggambarkan gbr proyeksinya, garis-garis sejajar dlm salah satu atau dua demensinya, bertemu pada satu titik yang disebut titik hilang. Oleh karena itu juga disebut proyeksi titik hilang. Pada proyeksi ini tidak ada satu garis pun yang ukurannya tepat seperti bendanya.
Ada tiga macam gambar perspektif :
a.      Perspektif dgn satu titik hilang (perspektif sudut)
b.      Perspektif dgn dua titik hilang (perspektif miring)
c.       Perspektif dgn titik hilang tak terhingga (proyeksi sejajar)
Proyeksi ortogonal
(gambar pandangan majemuk)
1.      Gambar proyeksi ini memberikan informasi yang lengkap dan tepat dari suatu objek 3 demensi, karena bentuk dan ukuranya tepat seperti bendanya. Disini obek diletakkan dgn bidang-bidang koordinatnya sejajar dengan bidang proyeksi (disebut bidang frontal).
2.      Untuk mendapatkan gambar yang lengkap, bidang proyeksi di buat tiga (sesuai tiga demensi) atau lebih (bila diperlukan), bidang proyeksi ini membungkus benda tsb.
3.      Objeknya diproyeksikan secara ortogonal pada bidang-bidang proyeksi tsb.
4.      Masing-masing gambar proyeksi disebut sesuai dgn arah pandangnya, yaitu pandangan /tampak depan atau belakang, tampak kiri atau kanan, tampak atas atau bawah.





standarisasi gambar teknik



Standarisasi Gambar Teknik
Standarisasi Huruf dan Angka
v  Jelas.
v  Seragam.
v  Huruf dan angka gambar teknik senantiasa menjadi cara untuk menunjukan maksud dan tujuan gambar teknik yang bersangkutan sejelas-jelasnya.
v  Huruf dan angka gambar teknik juga menjadi hiasan bagi gambar teknik itu. Oleh sebab itu posisi gambar maupun huruf dan angka perlu diatur sedemikian rupa sehingga mudah dibaca.
v  Huruf dan angka tersebut dapat dibuat tegak atau miring.
Standarisasi Garis Gambar
v  Garis Gambar: Untuk membuat batas dari bentuk suatu benda dalam gambar
v  Garis Bayangan: Berupa garis putus-putus dengan ketebalan garis 1/2 tebal garis biasa. Digunakan untuk membuat batas sesuatu benda yang tidak tampak langsung oleh mata.
v  Garis Hati: Berupa garis “ strip, titik, strip, titik “ dengan ketebalan garis 1/2 garis biasa. Digunakan untuk menunjukkan sumbu suatu benda yang digambar.
v  Garis Ukuran: Berupa garis tipis dengan ketebalan 1 / 2 dari tebal garis biasa.
v  Garis Potong: Garis ini berupa garis “strip,titik,titik,strip” dengan ketebalan 1/2 tebal garis biasa.
Garis-garis yang berimpit
                               Bila dua garis atau lebih yang berbeda-beda jenisnya berimpit, maka penggambarannya harus dilaksanakan sesuai dengan prioritas seperti berikut).
n  Garis gambar (garis tebal kontinyu, jenis A)
n  Garis tidak tampak (garis gores sedang, jenis D)
n  Garis potong (garis bertitik, yang dipertebal ujung-ujungnya dan tempat-tempat perubahan arah, jenis F)
n  Garis-garis sumbu (garis bertitik, jenis E)
n  Garis bantu, garis ukur dan garis arsir (garis tipis kontinyu, jenis B).
Skala Gambar
v  Skala pembesaran
                               Skala pembesaran digunakan jika gambarnya dibuat lebih besar dari pada benda sebenarnya.
v  Skala penuh
                               Skala penuh dipergunakan bilamana gambarnya dibuat sama besar dengan benda sebenarnya.
v  Skala pengecilan
                               Skala pengecilan dipergunakan bilamana gambarnya dibuat lebih kecil daripada gambar yang sebenarnya, sedangkan penunjukkannya adalah 1: x.
Tingkat pengecilan
                               Pada penggunaan format DIN, tingkat pengecilan ke format DIN berikutnya dengan foto kopi ialah 70,7%, misalnya dari DIN A3 menjadi DIN A4.
Tingkat pembesaran
                               Untuk pembesaran dari format DIN ke format DIN yang berikutnya yang lebih besar, digunakan tingkat pembesaran 141,4%, misalnya dari DIN A4 menjadi DIN A3. Pengecilan maupun pembesaran ini diatur secara otomatis pada mesin fotokopi.


Popular Posts

Recent Posts

Unordered List

Text Widget

Diberdayakan oleh Blogger.